PEMBAHASAN
A. Pengertian Saja’
Kata saja’ merupakan masdar dari (سَجَعَ).
Saja’ bermakna bunyi atau indah. Sedangkan secara terminologis saja’ adalah:
تَوَا
فُقُ الفَاصِلَتيْنِ فِي الحَرْفِ الأَخِيْرِ مِنَ النَثْرِ
Sesuainya
dua kata terakhir pada huruf akhirnya dari sebuah natsar.[1]
B. Contoh-contoh Saja’
1.
Rasulallah Saw.
Bersabda :
اَللَّهُمَّ أَعْطِ
مُنْفِقًا خَلَفًا وَ أَعْطِ مُمْسِكًا تَلَفًا
Ya
allah, berikan pengganti kepada orang yang berinfak, dan berilah kerusakan
kepada orang yang tidak mau berinfak.
2. Seorang
arab badui yang anaknya hanyut dibawa banjir berkata:
اَلَّلهُمَّ
إِنِّ كُنْتَ قَدْ أَبْلَيْتَ فَإِنَّكَ طَالَماَ قَدْ عَافَيْتَ
Ya
allah, jika engkau membinasakannya, maka sesungguhnya telah sangat lama engkau
menyehatkannya.
اَلْحُرُّ
إِذَا وَعَدَ وَفَى، وَإِذَا اَعَانَ كَفَى، وَإِذَا مَلَكَ عَفَا
Orang
yang merdeka itu ketika berjanji memenuhinnya, bila menolong secukupnya, dan
bila menjadi raja banyak memaafkan.
Pembahasan
contoh-contoh saja’ ( sajak )
Bila kita perhatikan dua contoh
pertama, kita dapatkan masing-masing terdiri atas dua bagian kalimat yang huruf
akhirnya sama. Bila kita perhatikan contoh ke tiga, kita dapatkan ia terdiri
atas lebih dari dua kalimat bagian yang huruf akhirnya sama. Kalimat yang
demikian disebut dengan saja’ (sajak). Kata yang terakhir dari setia bagian
kalimat itu disebut fashilah. Dan fashilah itu selamanya dimatikan huruf
akhirnya dalam kalam natsar (prosa) karena waqaf (berhenti membca).
Sajak yang paling baik
adalah yang bagian – bagian kalimatnya seimbang, dan sajak tidak indah kecuali
rangkaian kalimatnya bagus, tidak dibuat-buat, dan bebas dari pengulangan yang
tidak berfaedah, sebagaimana kita lihat pada contoh.[2]
Saja’
adalah persesuaian dua akhir kata pada huruf akhirnya Fashilah adalah kata
terakhir dari suatu kalimat yang dibandingkan dengan kalimat yang
lainnya. Dua kalimat yang dibandingkan ini disebut qorinah, kemudian
qorinah yang dibandingkan disebut faqroh.[3]
C. Pembagian Saja’
1. Saja’
Mutharraf
yaitu yang antara kedua fasilah itu berbeda wazannya
tapi sama huruf akhirnya.
هو
ما اختلفت فاصلتاه فى الوزن واتفقتا فى الحرف الأخر
Contoh
seperti firman Allah SWT:
مَالَكُمْ
لاَ تَرْجُوْنَ للهِ وَقَارًا * وَ قَدْ خَلَقَكُمْ أَطْوَارًا *
Mengapa
kamu tidak percaya akan kebesaran Allah? Padahal Dia Sesungguhnya telah
menciptakan kamu dalam beberapa tingkatan kejadian. (Q.S
Nuh:13-14)
Kata ‘waqara” beda wazan dengan kata
“athwara” yang mana “waqara” dengan harakat fathah sedang “athwara” sukun,
namun keduanya sama dalam huruf akhirnya yaitu huruf ra’ .
Dan
seperti firman Allah SWT:
أَلَمْ
نَجْعَلِ الْأَرْضَ مِهَدًا * وَالْجِبَالَ أَوْتَادًا *
Bukankah
Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan? dan gunung-gunung sebagai
pasak? (Q.S An-Naba:6-7)
2. Saja’
Murashsha’
yaitu saja’ yang lafadz-lafadznya pada masing-masing
fasilah atau seluruhnya, sama dalam wazan dan huruf-hurufnya.
ما
كان فيه الفاظ إحدى فقرتين كلها او أكثر مثل ما يقابلهامن الفقرة الأخرى الوزن
واتفقتا
Contoh
syair karya Al-Hariri:
هُوَ
يَطْبَعُ الأَسْجَاعَ بِجَوَاهِرِ لَفْظِهِ # وَيَقْرَعُ الأَسْمَاعَ بِزَوَاحِرِ
وَعْظِهِ
Dia mencetak sajak-sajak dengan permata ucapannya
dan mengetuk pendengaran dengan teguran-teguran nasehatnya.
Kata ‘yathbi’u” sama wazannya dengan “yaqra’u”
begitu pula dalam qofiahnya yaitu huruf ‘ain, “asja’’ sewazan dengan “asma’” ,
qafiah ‘ain, “lafzhi” sewazan dengan “wa’zhi”, qafiahnya zha’.
3. Saja’
Mutawaazi
yaitu saja’ yang sesuai antara kedua fasilahnya
didalam wazan dan huruf akhirnya.
ما
كان الإتفاق فيه فى كلمتين الاخر تين فقط
Hal
ini dapat terjadi pada tiga keadaan:
a) Berbeda
wazan dan qofiahnya secara bersamaan
b) Beda
wazan, tetapi qofiahnya tidak
c) Beda
qofiah, tapi wazan tidak
Contoh
seperti firman Allah SWT:
فِيْهَا
سُرُوْرُ مَّرْفُوْعَةٌ * وَ أَكْوَابُ مَّوْضُوعَةٌ *
Di
dalamnya ada tahta-tahta yang ditinggikan. dan gelas-gelas yang terletak (di
dekatnya). (Q.S Al-Ghaasyiyah:13-14).[4]
Qorinahnya
ada dua yaitu: سُرُرٌ مَّرْفُوعَةٌ
Dan وَأَكْوَابٌ مَّوْضُوعَةٌ
“sururun’ adalah setengah dari qorinah pertama yang dibandingkan dengan kata
“akwabun”, qorinah kedua. Keduanya berbeda secara wazan dan qofiah.
Contoh
yang kedua
adalah:
وَالْمُرْسَلَاتِ
عُرْفا
فَالْعَاصِفَاتِ
عَصْفا
الْمُرْسَلَاتِ
danالْعَاصِفَاتِ
berbeda wazannya , yang pertama menurut wazan “maf’alat” dan yang kedua
wazan “fa’alaat”, akan tetapi qofiahnya sama, yaitu ta’.
Contoh yang ketiga: “hasola natiq wa shomit, halaka
hasad wa syamit”, pada qarinah yang pertama kata “hasola” dibandingkan dengan
‘halaka”, keduanya berbeda qofiahnya. Qofiah yang pertama lam, yang kedua kaf.[5]
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kata saja’ merupakan masdar dari (سَجَعَ).
Saja’ bermakna bunyi atau indah. Sedangkan secara terminologis saja’ adalah:
تَوَا
فُقُ الفَاصِلَتيْنِ فِي الحَرْفِ الأَخِيْرِ مِنَ النَثْرِ
Sesuainya
dua kata terakhir pada huruf akhirnya dari sebuah natsar.
Pembagian
Saja’:
1. Saja’
Mutharraf
2. Saja’
Murashsha’
3. Saja’
mutawaazi.
B. Saran
Meskipun kami sudah berusaha maksimal menyelesaikan
makalah ini, tapi kami yakin masih banyak kesalahan dan kekurangannya.
Karenanya, kritik dan saran sangat kami nantikan untuk perbaikan selanjutnya.
Terima kasih.
[1] Ali Al-Jarim, Al-Balaghah wa
Al-Wadhihah, (Jakarta; Raudhah Paris, 2007), hlm. 291.
[3] Mardjoko Idris, Ilmu
Balaghah antara Al-bayan dan Al-Badi’, (Yogyakarta: Teras, 2007), h. 17.
[4] Mardjoko Idris, Op.cit,
hlm. 16.
[5] Ahmad al-Hasyimiy, Jawahir
al-Balaghah fi al-Ma‘aniy wa al-Bayan wa al-Badi‘, (Maktabah Daar Ihya
al-Kutub al-‘Arabiyyah, 1960), h. 250.
No comments:
Post a Comment